SEJARAH & FILOSOFI PERAYAAN IDUL FITRI DI INDONESIA

Administrator 27 April 2023 13:46:23 WIB

Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia mempunyai tradisi yang secara tidak sadar dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri, seperti budaya sungkeman, halal bihalal, dan berkirim kartu lebaran. Mungkin banyak yang belum tahu awal tradisi tersebut.


Awal mula tradisi Idul Fitri di Indonesia diceritakan oleh seorang budayawan Dr. Umar Khayam seperti yang tertuang dalam buku tulisan Arif Yosodipuro berjudul Buku Pintar Khatib dan Khotbah. Menurutnya tradisi lebaran merupakan akulturasi budaya Jawa dan Islam.
Pada saat itu, para ulama di Jawa menggabungkan kedua budaya tersebut guna menjaga kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. Hingga akhirnya tradisi itu meluas ke seluruh wilayah di Indonesia, bahkan melibatkan berbagai pemeluk agama. 
Bukti dari penggabungan dua budaya Jawa dan Islam, bisa kita telusuri dari budaya Islam di dunia.

Sebagai contoh, setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri, tidak ada tradisi berjabatan tangan secara bersama-sama untuk saling memaafkan di negara-negara Islam Timur Tengah dan Asia (di luar Indonesia). Berjabatan tangan secara sporadis yang dilakukan hanyalah sebagai simbol keakraban.

1. SUNGKEM

Budaya Jawa mengenal sungkem kepada orang yang lebih tua sebagai sesuatu perbuatan yang terpuji dan tidak berarti sebuah kerendahan derajat.
Tujuan sungkem terbagi menjadi dua, yaitu sebagai lambang penghormatan dan sebagai permohonan maaf atau 'nyuwun ngapura'. Menurut Umar, kata 'ngapura' ini berasal dari serapan bahasa Arab, yakni 'ghafura'.
Berangkat dari situ lah, para ulama di Jawa hendak mewujudkan salah satu tujuan dari puasa Ramadhan, yaitu menghapus dosa-dosa di waktu yang lampau. Mereka berpendapat saat Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk saling meminta maaf kesalahan masing-masing secara bersamaan.
Sebagai informasi, Hari Raya Idul Fitri juga kerap kali disebut dengan hari Lebaran. Kata Lebaran ini memiliki dua maksud yaitu, puasa telah lebar (selesai) dan dosa-dosanya telah lebur (terhapus).

2. HALAL BIHALAL


Tradisi halal bihalal diduga berawal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa, seperti yang tertulis dalam sebuah sumber di sekitar Keraton Surakarta.
Setelah dilaksanakannya sholat Idul Fitri, demi mengefektifkan waktu, maka diadakan sebuah pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara bersamaan di balai istana.
Mereka semua dengan tertib melakukan sungkem dengan raja dan permaisuri. Hingga kemudian, kegiatan itu ditiru oleh para organisasi Islam dan dikenal dengan istilah halal bihalal.
Kegiatan halal bihalal ini bertujuan sebagai media silaturahim dan pertemuan dengan banyak orang dalam skala yang luas. Berkat efek positif yang tercipta, maka tradisi halal bihalal bisa masih dipraktikkan hingga sekarang.

 

 

 

 

 

 

sumber :  https://detik.com/detik/


Komentar atas SEJARAH & FILOSOFI PERAYAAN IDUL FITRI DI INDONESIA

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Sinergitas Program

Layanan Mandiri


Silahkan datang ke Kantor Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukan NIK dan PIN

Komentar Terkini

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Desa Badamita