TRADISI 'NYURAN' WUJUD PELESTARIAN WARISAN LELUHUR

Administrator 21 Juli 2024 23:02:33 WIB

Malam satu suro masih dianggap kramat oleh masyarakat jawa, tahun baru dua kalender : saka dan hijriah. sebagian besar masyarakat Desa Kalirejo, masih mempercayai bahwa malam satu suro adalah malam yang istimewa.Di berbagai daerah banyak tradisi memperingati Tahun Baru Jawa sekaligus Islam ini. Sementara itu di Desa Badamita, memiliki tradisi untuk memperingati malam satu suro dengan menggelar tirakatan bersama di lanjut dengan tradisi tumpengan/sedekah bumi, dari hasil bumi.

Seperti halnya peringatan malam satu suro tahun ini yang bertepatan dengan malam tahun baru hijriyah di Desa Badamita, diperingati dengan 'nyuran' atau menggelar tasyakuran. Setelah memanjatkan do'a bersama-sama, masyarakat  menyantap hidangan berupa nasi tumpeng beserta hasil bumi lainnya. Kegiatan semacam ini merupakan wujud pelestarian budaya warisan para leluhur yang penuh dengan makna.

Dalam Islam, malam satu Suro tidak memiliki makna khusus. Tidak ada ayat dalam Al-Qur’an atau hadits yang secara khusus menyebutkan tentang malam ini. Namun, ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari malam 1 Suro menurut perspektif Islam:

  • Introspeksi Diri: Malam 1 Suro dapat dijadikan momen untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri.
  • Meningkatkan Ketakwaan: Momen awal tahun baru dapat menjadi pengingat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
  • Melestarikan Tradisi: Malam 1 Suro merupakan bagian dari tradisi budaya Jawa yang dapat dilestarikan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

Komentar atas TRADISI 'NYURAN' WUJUD PELESTARIAN WARISAN LELUHUR

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Sinergitas Program

Layanan Mandiri


Silahkan datang ke Kantor Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukan NIK dan PIN

Komentar Terkini

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Desa Badamita