BUDIDAYA LADA

Administrator 14 Agustus 2020 12:39:55 WIB

PEMILIHAN BAHAN TANAMAN

Penentuan variasi bahan tanaman lada yang akan ditanam harus berdasarkan produk yang akan dihasilkan (lada putih atau lada hitam). Di Indonesia ada tujuh varietas lada yang telah dilepas yaitu Petaling I, Petaling II, Natar I, Natar II, Chuncuk, LDK dan Bengkaya. Bahan tanaman/stek diambil dari tanaman yang sehat (bebas serangan hama dan penyakit) dengan produktivitas tinggi (stabil tinggi selama tiga tahun atau lebih). Jangan mengambil bahan tanaman dari kebun lada yang telah ada gejala penyakit kerdil/keriting daun yang disebabkan oleh virus. Sumber bahan tanaman baik berasal dari stek/sulur panjang yang tidak terlalu tua tapi sudah berkayu

  • Stek panjang (3-5 buku) digunakan apabila sumber bahan tanaman tersedia cukup banyak. Stek panjang dapat ditanam di lapang dengan terlebih dahulu di akarnya (stek panjang berakar)
  • Stek pendek (satu buku berdaun tunggal) dijadikan sumber bibit dengan cara disemai/dibibitkan terlebih dahulu. Untuk merangsang pembentukan akar dapat digunakan larutan gula 1-2 % air kelapa atau IBA 

PEMBIBITAN

Media untuk pembibitan adalah campuran tanah, pasir dan bahan organic dengan perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1. Sebaiknya media tersebut disterilkan dengan cara strelisasi uap atau perlakuan solarisasi (sterilisasi dengan bantuan matahari). Segera setelah sterilisasi, media tersebut diinfentasi dengan mikroba yang menguntungkan seperti Trichoderma spp, pseudomonas flurescens dan mikoriza (AM atau VAM). Media pembibitan yang telah disediakan dimasukkan

PENANAMAN

a) JARAK DAN LUBANG TANAM

Jarak tanam lada yang direkomendasikan adalah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) atau 3,0 x3,0 m (1100 tanaman/Ha), sedangkan ukuran lubang tanam untuk lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x dalam). Tanah galian dibiarkan terbuka (kena matahari) minimal selama 40 hari sebelum tanam.

b)  TAJAR

Jarak tanam lada yang direkomendasikan adalah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) atau 3,0 x 3,0 m (1100 tanaman/Ha), sedangkan ukuran lubang tanam untuk lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x dalam). Tanah galian dibiarkan terbuka (kena matahari) minimal selama 40 hari sebelum tanam. Tanah yang berasal dari bagian atas dicampur dengan bahan organic/kompos dan mikroba berguna seperti mikoriza, trichoderma spp, pseudomonas flourescens, aplikasi dolomite dapat dilakukan apabila diperlukan.

c)  PENANAMAN BIBIT

Sebelum bibit di tanam, plastic polibag harus dibuka dan dibuang, bibit lada yang telah berakar dan tumbuh menjadi 5-7 buku ditanam dengan cara diletakkan miring mengarah ke tajar 3-4 buku bagian pangkal (tanpa daun) ditanamkan mengarah ke tajar sedang sisanya 2-3 buku (berdaun) disandarkan dan diikat pada tajar. Kemudian tanah di sekeliling dipadatkan. Hal yang serupa dilakukan apabila menggunakan bahan tanaman stek panjang (3-5 buku) yang dilakukan terlebih dulu yaitu menambahkan 2-3 buku bagian pangkal (tanpa daun).

Bibit yang ditanam diberi perlindungan/naungan agar terlindung dari sinar matahari. Bahan untuk naungan dapat berupa daun alang-alang atau lainnya yang mudah diperoleh. Naungan dibuka/diangkat apabila tanaman lada telah kuat. Pada daerah dengan curah hujan rendah penyemaian bibit ada yang baru ditanam perlu dilakukan selama 6-9 bulan. Pada daerah dengan curah hujan tinggi, diperlukan pembuatan saluran drainase agar tidak terjadi genangan air hujan terutama di sekeliling bibit lada yang baru ditanam.

    
PEMANFAATAN LAHAN DAN PEMELIHARAAN

a)  PEMANFAATAN LAHAN

Tanaman penutup tanah (cover crop) yang dapat digunakan sebagai makanan ternak dan mudah didekomposisi seperti Arachi pintoi, centrosema  pubescens, calopogonium mucunoides, dapat ditanam diantara tanaman lada. Disamping itu tanaman tersebut dapat juga digunakan sebagai sumber bahan organic untuk tanaman lada. Pada penanaman lada secara monokultur pemanfaatan lahan dapat dilakukan pada saat tanaman lada masih muda, yaitu dengan menanam tanaman yang memerlukan pengolahan tanah minimal diantara tanaman lada seperti palawija. Tanaman lada juga dapat ditanam dengan tanaman lain seperti tanaman kopi, kepala dan pinang.

b)  PEMELIHARAAN

MENGIKAT SULUR

Pengikatan sulur panjat dan pembentukan kerangka tanaman lada. Pemangkasan tanaman lada dengan tujuan membentuk kerangka tanaman dengan baik, dilakukan tiga kali sebelum tanaman diproduksi.

Pangkas pertama dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 6-9 buku (berumur 5-6 bulan setelah tanam), pangkas pada ketinggian 25-30 cm dari permukaan tanah (diatas 2 buku yang telah melekat kuat pada tajar).

Pemangkasan kedua dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 7-9 buku (±12  bulan), yaitu pada saat buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. Pemangkasan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 24 bulan (tinggi tanaman ±2,5 m), sehingga akan terbentuk kerangka tanaman lada yang mempunyai banyak cabang produktif/cabang buah.

MEMANGKAS SULUR

Pemangkasan sulur meliputi sulur gantung dan sulur tanah/cacing. Kedua sulur tersebut merupakan sulur panjat tapi karena tidak melekat pada tajar maka berubah menjadi sulur gantung atau sulur cacing yang tidak dapat menghasilkan buah. Jadi kedua sulur tersebut hanya dibuang/diapngkas secara rutin.

MENYIANG

Penyiangan gulma/rumput dilakukan secara terbatas. Penyiangan bersih hanya dilakukan di sekeliling tanaman lada (radius ± 60 cm) pemberian mulsa daun atau bahan organic dapat dilakukan pada musin kemarau, yaitu di sekeliling tanaman lada dengan tujuan menekan pertumbuhan gulma/rumput.

MEMANGKAS TAJAR

Pemangkasan tajar setidaknya dilakukan 3-5 kali pertahun agar tanaman lada mendapat cahaya matahari yang cukup. Pemangkasan harus dilakukan sebelum pemupukan tanaman lada dengan tujuan untuk mengoptimalkan masuknya sinar matahari dan menekan kompetisi pengambilan unsure hara dan air diantara pohon lada dan tanaman panjatannya/tajar.

MEMUPUK

Analisis tanah sebaiknya dilakukan untuk menentukan kandungan hara tanah. Dosis dan aplikasi pupuk akan diberikan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah, dan mempertimbangkan keragaman tanaman, umur dan potensi produksinya.

a)  Pemberian pupuk

Pemberian pupuk organic untuk tanaman muda sebanyak 5-10 kg/tanaman sedang untuk tanaman lada produktif pupuk diberikan 10-15 kg/tanaman. Pemberian dapat dipilih/dibagi 2 kali atau lebih. Abu yang berasal dari pembakaran kayu dapat diberikan sebagai tambahan unsure kalium dan rock phosphate sebagai sumber fospor. Disamping itu dapat juga ditambahkan formulasi pupuk yenag terdiri dari campuran mikroba berguna dengan tujuan meningkatkan kesehatan tanaman. Secara umum pada tahun pertama pertumbuhan diberikan 5 kg bahan organic/tanaman dan pupuk anorganic sebanyak 100 g/tahun (12:12:17 NPK) . Pembagian pupuk anorganik dipilih/dibagi 4 kali yaitu 30 g, 60 g, 90 g, dan 120 g dengan interval 3 bulan. Tanaman lada yang belum berproduksi dipupuk 5-10 kg bahan organik/tanaman. Pemberian pupuk NPK diberikan 600g/tahun dengan cara diplit 4 kali yaitu 40%, 30%, 20% dan 10%. Pemupukan dilakukan selama musim hujan, pemberian pertama dilakukan pada awal musim hujan.

b)  Cara pemberian pupuk

Pemberian pupuk anorganik dilakukan dengan cara mengikis (mengangkut) lapisan tanah disekeliling tanaman lada secara hati-hati kemudian pupuk disebarkan di seluruh permukaan tanah kemudian ditutup bahan organic dan tanah yang tadi diangkat ditambah tanah yang berasal dari antara tanaman lada.

 

PENGAWASAN KEBUN SECARA BERKALA

Monitoring kebun harus dilakukan secara berkala apabila terlihat ada gejala serangan hama atau penyakit maka segara lakukan pengendalian misalnya membuang atau memusnahkan bagian tanaman yang terserang dan alat pertanian yang dipakai harus dibersihkan dulu apabila akan dipakai untuk tanaman lada yang lain.

 

 #sumber : https://disbun.kaltimprov.go.id/

 



Komentar atas BUDIDAYA LADA

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Sinergitas Program

Layanan Mandiri


Silahkan datang ke Kantor Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukan NIK dan PIN

Komentar Terkini

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Desa Badamita