HARI PAHLAWAN

Administrator 10 November 2016 14:52:29 WIB

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai dan merealisasikan cita-cita pendahulunya, sebaliknya suatu bangsa akan menjadi kerdil bila ia menghianati cita perjuangan para pahlawannya tersebut. Sudah saatnya generasi penerus meneladani semangat dan perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia. Mungkin hanya pada hari-hari tertentu kita mengenang jasa-jasa para pahlawan ini. Namun spirit, ghirah para syuhada’ itu sama sekali tidak mengakar dalam benak bangsa. Maka tak heran bila dengan mudahnya bangsa kita kembali terjajah meski kadang penjajahan itu terasa ‘nikmat’ karena semua itu sudah melenakan dan membius nalar kritis anak bangsa.

Dalam sejarah perjuangan bangsa banyak tokoh yang turut berjuang merebut kemerdekaan bangsa. Dari berbagai kalangan pun muncul banyak tokoh yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pahlawan dalam konteks ini bukan hanya orang yang berjuang di medan pertempuran memanggul senjata, berjibaku dengan mesiu serta mempertaruhkan jiwa raga demi nusa dan bangsa.  Namun setiap pembela keadilan dan kebenaran untuk kepentingan masyarakat dan bangsa, penjuang pendidikan dan pengembangan masyarakat dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan yang lebih  kompleks baik pemikiran maupun fisik, mereka semua sejatinya adalah pahlawan.

Besarnya suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peran dan perjuangan para pahlawan yang telah mendahului perjuangan para penerusnya saat ini. Maka sudah semestinya sumbangsih para pahlawan tersebut perlu dihargai, dikenang , dipelihara, diteruskan  dan dikembangkan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Jika setiap elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur para pahlawan dan para pejuang kusuma bangsa, maka permasalahan bangsa dan masalah-masalah sosial lainnya akan dapat dihadapi dan diatasi bersama.

Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut, generasi penerus harus meneladani semangat dan jiwa patriotisme yang telah ditunjukkan para tokoh pejuang sebelumnya. Para pahlawan menjadi simbol kekuatan sebuah peradaban, tetapi peradaban memberi ruang yang luas bagi munculnya para pahlawan itu. Sebaliknya pun demikian. Hilangnya para pahlawan adalah isyarat matinya sebuah peradaban, tetapi runtuhnya sebuah peradaban adalah isyarat hilangnya ruang gerak bagi para pahlawan.

Bangsa kita saat ini masih dililit sejumlah permasalahan krusial yang bisa menggiring masyarakatnya menjadi kaum paria di era global. Masalah kemiskinan adalah salah satunya yang belum tertuntaskan sampai saat ini. Selain problem tersebut juga masaih banyak problem lain yang masih membelit bangsa kita ini. Di antara problem besar yang menyebabkan keterbelakangan bangsa adalah korupsi. Korupsi di negara ini betul-betul telah bersifat destruktif, melemahkan sendi-sendi kepemerintahan. Ironisnya, upaya untuk menghentikan korupsi dihadang oleh resistensi atas gerakan antikorupsi tersebut.

Problem lainnya adalah masalah pendidikan dan kesehatan. Secara umum negara kita tingkat pendidikannya masih memprihatinkan. Masih banyak yang buta huruf. Angka partisipasi di dalam pendidikan masih rendah. Urusan perut membuat sulit bagi mereka untuk bicara tentang tantangan global. Di bidang kesehatan, beberapa penyakit menular masih mengancam negara-negara Muslim. Sementara itu sumber daya pemerintah sangat terbatas untuk menghadapinya dan sebagian dikorupsi sendiri oleh para birokrat. Manajemen yang korup menyebakan anggaran yang dialokasikan bagi peningkatan kesejahteraan warga menjadi raib.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahi gelar pahlawan kepada KH Raden As'ad Syamsul Arifin. Beliau merupakan tokoh dari Provinsi Jawa Timur yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Penganugerahan gelar pahlawan itu dilakukan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016). Gelar itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 90/TK/Tahun 2016 Tanggal 3 November 2016.

Sebelum anugerah tersebut diberikan, Jokowi memimpin sesi mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. Anugerah diberikan kepada pihak keluarga.

Gelar Pahlawan untuk KH Raden As'ad Syamsul Arifin diusulkan oleh Kementerian Sosial melalui surat nomor 23/MS/A/09/2016 tanggal 21 September 2016 kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Dalam pengusulan itu, ada kriterianya, yakni:

a. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik, atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa;

b. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan;

c Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya;

d. Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara

e. Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa

f. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan/atau

g. Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

Selain gelar pahlawan, Jokowi juga menganugerahi Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera. Gelar itu diberikan kepada:

1. Alm Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta, tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan

2. Alm Letkol Inf (Anumerta) Sroedji, tokoh dari Provinsi Jawa Timur.

Pemerintah Desa Badmita mengucapkan 'Selamat Hari Pahlawan Nasional 2016' mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan pendahulu kita....!!!

Komentar atas HARI PAHLAWAN

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Sinergitas Program

Layanan Mandiri


Silahkan datang ke Kantor Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukan NIK dan PIN

Komentar Terkini

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Desa Badamita